Impian adalah janji yang kita bisikkan pada diri sendiri, jauh sebelum orang lain tahu apa yang sedang kita perjuangkan.

Ia tumbuh dari hal-hal kecil dari keberanian pertama, dari keyakinan yang seringkali goyah, tapi tak pernah padam.

Impian tidak selalu cepat datang. Kadang ia datang lewat air mata, kerja keras, dan waktu yang tidak bisa ditebak. Tapi justru di situlah artinya: ketika kita tidak menyerah.

Dan saat impian itu akhirnya tercapai, kita tidak hanya melihat hasil- kita melihat versi diri kita yang dulu, yang terus percaya walau ragu, dan yang tetap melangkah walau lelah.

Impian bukan sekadar tujuan. Ia adalah perjalanan. Dan ketika sampai, kita tahu: “ini layak dirayakan.”

Untuk meraih sebuah impian, bukanlah sesuatu yang bisa digapai hanya dengan genggaman tangan, atau diraih dalam sekejap mata. Bahkan, untuk bermimpi pun kita perlu tidur terlebih dahulu. Dan ketika akhirnya kita berhasil mendapatkan apa yang kita harapkan, tak ada salahnya merayakan segala usaha yang telah kita lakukan.

Setiap orang berhak untuk bermimpi—menggantungkan harapan setinggi langit, bahkan pada hal-hal yang tampak mustahil. Bukan tidak mungkin, suatu hari semua yang kita bayangkan benar-benar menjadi kenyataan. Meski begitu, semua butuh proses. Entah itu dalam waktu yang singkat, ataupun panjang.